Ambon (ANTARA) - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) kelas I Ambon mencatat aktivitas bongkar muat kontainer di pelabuhan tembus hingga 42 ribu Teus (satuan ukur kapasitas kontainer) sejak Januari hingga Mei 2025.
“Total volume kontainer yang dibongkar dan dimuat dari Januari hingga Mei 2025 mencapai 42.805 teus, dalam satu teus setara dengan 6,1 meter kapasitas kontainer berukuran 20 kaki,” kata Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut (Kabid Lala) KSOP Kelas I Ambon Iyan Ashari di Ambon, Minggu.
Ia menyampaikan bahwa data tersebut mencerminkan pergerakan logistik yang aktif serta konsistensi pelayanan pelabuhan dalam mendukung arus distribusi barang di wilayah timur Indonesia, khususnya Maluku.
“Selama periode Januari hingga Mei, tercatat sebanyak 20.764 teus dibongkar dan 22.041 teus dimuat dari Pelabuhan Ambon. Ini merupakan indikator positif bahwa sektor logistik di Ambon tetap berjalan dengan baik dan efisien,” ujarnya.
Berdasarkan data tersebut terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024 yang hanya sebesar 39.362 teus.

Dari data yang dihimpun, perusahaan pelayaran PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) tercatat sebagai operator dengan volume tertinggi, yakni mencapai total 22.550 teus. Perusahaan itu secara konsisten mendominasi aktivitas bongkar muat setiap bulannya, diikuti oleh PT. Tanto Inti Line dan PT. Meratus Line.
“Performa PT SPIL menunjukkan tingginya intensitas pelayaran mereka di rute Ambon, baik dalam pengangkutan barang dari maupun ke wilayah ini,” lanjut dia.
Ia mengatakan, aktivitas bongkar muat tertinggi terjadi pada Februari dengan total gabungan 11.024 teus, sementara volume terendah tercatat pada April dengan 6.737 TEUS. Penurunan aktivitas pada April kemungkinan disebabkan oleh momen libur panjang dan penyesuaian jadwal pelayaran nasional.
Iyan menambahkan bahwa aktivitas bongkar muat kontainer memiliki dampak langsung terhadap kelancaran distribusi logistik di wilayah kepulauan seperti Maluku.
Pelabuhan Ambon yang menjadi pusat distribusi barang untuk wilayah tengah dan selatan Maluku, berperan penting dalam menjaga rantai pasok barang kebutuhan pokok, material konstruksi, dan produk konsumsi lainnya.
“Keandalan pelabuhan dan efisiensi kegiatan bongkar muat sangat penting, terutama bagi daerah kepulauan yang bergantung pada kelancaran pasokan laut. KSOP terus berkoordinasi dengan operator pelayaran dan instansi terkait untuk menjaga kualitas layanan ini,” ujarnya.