Ternate (ANTARA) - Salah seorang pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Ternate, Maluku Utara, memanfaatkan limbah buah pala yang dibuang warga sekitar untuk diolah menjadi produk kuliner yang bernilai ekonomi.
"Limbah buah pala itu saya kumpul dari warga sekitar maupun pesanan dari daerah lain di Maluku Utara, karena biasanya warga di provinsi ini mereka cuman cukup mengambil biji maupun fuli pala, sementara daging mereka buang,"kata Siti Sulastri yang ditemui ANTARA di Ternate, Kamis.
Limbah berupa daging buah pala itu kemudian diambil dan dibersihkan selanjutnya disortir hingga dihaluskan menggunakan mesin untuk diolah menjadi kue dodol pala.
Dia menjelaskan, ide itu muncul setelah awal dari membuat minuman sirup pala 2016 dan kemudian mencoba membuat kue dodol pala yang menggunakan dari daging buah pala itu sejak 2023 .
"Setelah halus kemudian ditambah bahan-bahan pendukung lainnya, seperti beras ketan, santan kelapa, gula pasir, gula aren dan garam selanjutnya dicampur dan diaduk, terus dimasak hingga menunggu selama 4 jam," ungkap Siti Sulastri selaku pemilik usaha Fala Tanawa itu.
Dia mengatakan, setelah semua sudah matang, kemudian kue dodol pala ini di dinginkan selama satu malam dan ke esok harinya baru bisa dibungkus.
"Pembuatan kue dodol pala ini tidak muda, karena membutuhkan waktu selama dua hari baru bisa jadi,"ujarnya.
Dia menceritakan, kue dodol pala yang digeluti sejak tiga tahun lalu itu dan berapa kali gagal saat mencoba membuat awalnya yang dibantu sepuluh tenaga kerja lokal.
"Alhamdulillah dengan semangat dan keyakinan yang tinggi, kuliner rempah Khas Ternate itu bisa sukses dan saat ini sudah terkenal luas, bahkan sejumlah provinsi dari luar Maluku Utara banyak yang minat, seperti Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, Sulawesi hingga Sumatera,"kata warga Kelurahan Maliaro, Kecamatan Ternate Tengah itu.
Selain itu, kata dia, pesanan dari Maluku Utara sendiri kebanyakan dari kalangan petinggi pertambangan yang memesan kue dodol pala tersebut.
"Mereka pesan hingga ratusan bungkus dan satu bungkus kita jual Rp25ribu hingga Rp35ribu sesuai ukurannya, sehingga setiap bulan untuk hasil keuntungan kue dodol pala ini bisa meraup keuntungan mencapai Rp15 juta,"ungkapnya.
Sementara itu, Pemerintah Kota Ternate, melalui Dinas Koperasi dan UKM setempat terus melakukan pendampingan dan memberikan bantuan, agar para pelaku UMKM di daerah itu terus berkembang.
"Selain kita dampingi, kita juga bantu memberikan pelatihan-pelatihan sekaligus membantu mempromosi produk tersebut melalui media sosial dengan melibatkan pihak ketiga," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Ternate, Hadi Hairudin.