Ternate (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate mengimbau masyarakat Maluku Utara (Malut) mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama periode 4 hingga 9 Juli 2025.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate Sakimin di Ternate, Jumat, menjelaskan saat ini terpantau pola belokan angin, konvergensi, dan pertemuan massa udara di Maluku Utara.
Kondisi ini berpotensi memicu pertumbuhan awan hujan secara signifikan di berbagai wilayah tersebut.
Secara umum, cuaca di Maluku Utara selama periode 4-9 Juli 2025 diprakirakan berawan hingga hujan ringan, dengan potensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi secara fluktuatif pada pagi, siang/sore, malam, hingga dini hari.
BMKG juga mengingatkan tentang potensi dampak fenomena hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, angin kencang, dan berkurang jarak pandang.
Dia menyebut prakiraan cuaca harian di Malut, Jumat, mencatat potensi hujan sedang hingga lebat diperkirakan terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Kepulauan Sula, dan Pulau Taliabu.
Selain itu, pada 5–6 Juli 2025 terjadi di wilayah terdampak meluas hingga mencakup Kabupaten Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Pulau Taliabu, Kepulauan Sula, serta Kota Ternate dan Kota Tidore Kepulauan.
Pada 7–9 Juli 2025 adanya potensi hujan sedang hingga lebat diprakirakan tetap terjadi di hampir seluruh wilayah Maluku Utara, termasuk Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Kepulauan Sula, Pulau Taliabu, serta Kota Ternate dan Tidore Kepulauan.
BMKG mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk memastikan kesiapan infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air guna mengantisipasi peningkatan curah hujan dan potensi pohon tumbang.
Khusus kepada BPBD, Balai Wilayah Sungai Malut, serta Ditlantas Polda Malut, diminta untuk mengantisipasi dan mengarahkan masyarakat agar menghindari kawasan rawan longsor, banjir, dan banjir bandang selama periode cuaca ekstrem ini.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing dan mengambil langkah mitigasi, seperti tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan, dan menata lingkungan sekitar.
"Diharapkan seluruh pemangku kepentingan dan elemen masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, serta terus mengikuti informasi resmi dari BMKG," ujar Sakimin.